Kepala Dinas PKPP Kota Singkawang Dwi Yanti mengatakan Inseminasi buatan (IB) merupakan salah satu kegiatan program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri). Tujuannya untuk memperbaiki mutu genetika pada hewan ternak, meningkatkan populasi ternak dan mencegah penyebaran penyakit.
Ia menambahkan target program SIKOMANDAN pada tahun 2021 di Kota Singkawang diantaranya inseminasi buatan pada akseptor sebanyak 1.230 akseptor, pemeriksaan kebuntingan sebanyak 870 ekor dan kelahiran hasil inseminasi buatan maupun kawin alam sebanyak 783 ekor.
“Realisasi dari target selama Januari sampai dengan November 2021 mencatat akseptor 1.383 ekor, inseminasi buatan sebanyak 2.024 ekor, pemeriksaan kebuntingan 901 ekor, dan kelahiran pedet-pedet sebanyak 724 ekor. Dengan asumsi minimal Rp5 juta/ekor, maka pedet-pedet tersebut menghasilkan nilai ekonomi Rp3.620 milyar pada tahun 2021,” ujarnya.
“Semoga teknologi inseminasi buatan dan program SIKOMANDAN ini berkelanjutan dan dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga populasi ternak sapi dapat bertambah dan terjadi peningkatan kesejahteraan para peternak di kota Singkawang,” harapnya.
Menurutnya, pada tahun 2020, Badan Pusat Statistik mencatat jumlah populasi ternak sapi potong di Singkawang berjumlah 5.949 ekor. “Namun, tingkat pemotongan ternak sapi berjumlah 1.979 ekor per tahun. Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan kondisi peternakan sapi pootong di Kota Singkawang,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan sektor peternakan merupakan basis usaha ekonomi kerakyatan yang mensuplai kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Ketersediaan bibit sapi potong berkualitas menjadi alternatif pilihan yang harus tersedia, dimana diperlukan upaya pengembangan pembibitan sapi pootong yang berkelanjutan melalui inseminasi buatan secara intensif.
“Inseminasi buatan pada ternak lebih ekonomis bagi peternak. Harapan kami program ini dapat mendorong percepatan populasi ternak sehingga meningkatkan kesejahteraan peternak. Apabila kebutuhan akan protein hewani sapi tercapai, tentunya dapat menurunkan ketergantungan dari import daging sapi,” ujarnya.
“Kepada para peternak sapi, terutama di wilayah Kelurahan Mayasopa, tetap giat dan semangat dalam mengembangkan ternak-ternaknya sehingga mampu menjadi penyumbang peningkatan populasi ternak di Kota Singkawang. Semoga para peternak semakin jaya dengan berkembangnya peternakan yang mereka kelola,” tambahnya. (MC. Kota Singkawang)